Langsung ke konten utama

What future will brings to me

17.44 Mulai Nulis
Karena gada yang mau diajak ngobrol, dan ada masalah trust issue karena selalu berasumsi gue gak bisa bersosialisasi. 

Dari SD emang polos banget sih, ga dapat lingkungan yang supportif, just being a normal people like what i think. But ya ga seperti dugaan kalo dari dulu udah menyimpang wkwk.

Kilas balik lagi, SMP juga being a normal ppl even merasa banyak boongnya banyak aspalnya. But ya still have a big dreams, jalanin aja udah kaya anak-anak lainnya, even lo sebenernya ya beda.

Masuknya SMA, dengan ambisi yang mendambakan hidup penuh passion dengan lingkungan layaknya Sillicon Valley. Tapi ya ilang udah, terpuruk udah kalo dipikir ya keterpurukan paling parah sepanjang idup ya momen itu.

Masih membawa keyakinan masuk jurusan IPS, meskipun realitanya anak IPS gabisa masuk Prodi Saintek. But I still believe that i have another path to reach my dream.

Di akhir SMA, dimulailah permulaan pergumulan ini.

Udah planning ke prodi sasing, manajemen/ekonomi atau geografi (perencanaan wilayah).

Then stuck, kepikiran like, dari dulu kenapa nyimpang? ga jago matematika tapi suka teknologi, ga jago matematika tapi pengen manajemen, kaya emg udah pesimis aja masa depannya suram hahaha.
Sasing gak dapet, perencanaan wilayah tidak pernah direncanakan, manajemen dapet sih, cuma gak diambil.

Disaranin temen sebelum dapat Manajemen ngikut tes UTM di UNS. Gatau mau kemana, cuma fokus sama gelar, D4 bagus nih Demografi ada geografinya, tapi gatau itu prodi apaan asal milih aja udah. Sama masih nekat milih Manajemen Pemasaran. Ikutlah tes dengan tidak serius, karena udah gasuka dulu wah UNS ini udah nolak, katanya SMA ku juga diblacklist, mana mungkin dapet. Dan ternyata dapat. Mulai ragu tuh disitu, manajemen atau demografi, by the way i just want to be honest, gamau aspal-aspal kleb lagi. Iya guelolos Manajemen UNTIDAR, mungkin dari kalian gapernah tau UNTIDAR. Pilihan kedua setelah PSdK UGM. Karena gue pikir ingin mendalami ilmu sosial yang masih relate dengan dunia usaha. Dan gak terlalu banyak hitungan haha. Akhirnya diputuslah UNS dengan anggapan orang tua lebih support dan jarak ke kampus cukup dekat.

Masuk pun skeptis, gak nyangka gini amat, jauh dari ekspektasi, ternyata masuk Fakultas Hukum, Fakultas yang gue skeptis sekali. Ya meskipun kenyataannya larut dalam diskusi akhirnya. Berusaha maksimal di sini tapi kok makin kesini makin ga sreg aja.

Mencobalah UTBK 2020, dengan persiapan seada-ada, diada-ada dan mengada-ada, gue usahain ikut karena sedang pandemi ditambah pelaksanaan saat libur. Akhirnya gue join tes dan keluar dengan muka masam, karena prediksiku betul cuma 40%, jauh dari syarat nilai agar masuk UGM dengan pilihan sangat fatal, ngambil Hukum. Gatau lagi itu udah pasti merah. Dan beneran SBMPTN memerah lagi, UTUL UGM pakai nilai UTBK, yaudah coba lagi siapa tau rezeki yekan, dan memerah lagi.

Disini beranjak ke semester yang ditakutkan, dulu pernah berpesan ada rencana selang studi, pengen fokus 1 semester buat SBMPTN. Tapi juga keputusan tidak semulus itu, tetap lanjut kuliah dan ya masih diusahakn buat nyicil belajar sedikit demi sedikit.

Jatuh bangun, very motivated and suddenly unmotivated.
Pasrah, khawatir, takut, membayangkan masa depan seakan arrgh.

Bisa aja nanti ikut UTBK, masuk magang, di rumah, atau lagi boker? atau lagi makan ayam geprek?

Atau lagi jajan mie ayam?

Masih bimbang sama jurusan dan PTN, masa maksain ke UGM once again, are u sure?
Misal ke univ lain dibawahnya juga, apakah sebanding buat ngelepas UNS?

Perbandingan yg pas itu univ atau prodi? prodi kalo menurut passion.

Tapi, soal ptn atau univ, semakin univ jarang yang tau, makin pusing juga sebenarnya, karena kurang kredibel dalam bursa kerja even gue berusaha buat jadi entrepreneur, tapi siapa yang tau di masa depan, bisa aja gue jadi pegawai, atau buruh, atau gak ngapa-ngapain?

Inget, lo udah ditolak UGM 4 kali, inget gak lo? ibarat lo gak move on dari 1 cewe yang jelas-jelas nolak mentah-mentah, tapi cewe buat apa juga wkwk.

Gue harap, kebingungan ini bisa berhenti saat gue selesai menulis ini juga.

Semoga kalian di luar sana yang sama-sama struggle, diberi kelancaran ya, kekuatan dan kesehatan.

Yang belum bisa speak up, apalagi yang gada temen, yuk dimulai minimal dengan menulis.

Karena kalo lo gak speak up, meskipun lo secara fisik bisa bicara, tapi kalo gak bisa komunikasi, sama aja bisu.

Orang gak ngerti.

Gue yang suka mencurahkan ke tulisan atau ngomong sama orang aja banyak yang gak ngerti.

Masih bimbang, memacu semangat sambil mengandaikan gue gagal SNMPTN 2021, ya kebetulan ini pengumumannya.

Honestly, gue gabiasa pake kata gue, ini diubah semua yg awalnya aku jadi gue, biar apa?

Biar beda:)

Besok/lusa semoga ada jadwal yang pas buat aku gass UTBK.


Plis edit ini:

LO DAFTAR UTBK GAK ARYA? DAFTAR

LO BISA DATENG GAK? BISA DONG

LO UDAH IKUT TES? UDAH DONG


jawab kalo lo udah ngelakuin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memelihara Imajinasi

 03-02-2024 Saya tahu bahwa orang-orang selalu berusaha untuk optimis, menghadapi segala masalah dengan percaya diri dan yakin selalu ada harapan meskipun kenyataan memberikan tanda bahwa tidak ada kemungkinan lain selain berhenti, menyerah, atau gagal. Kita selalu diberikan kata-kata bahwa kita bisa menangani semua hal, selalu dapat berkembang dan belajar agar menjadi pintar. Padahal, kita juga mengalami stuck, selalu mengalami kegagalan, bahkan tak jarang kita juga selalu sakit. Rasa yakin itu kemudian tetap ada sekalipun gagal ada di depan mata, sekalipun orang lain tidak percaya dan memang kenyataannya tidak seperti itu, orang pasti akan menunjukkan bahwa kitalah yang salah. Sedikit kata penganatr yang ngelantur sebelum membahas inti dari tulisan ini, yaitu tentang memelihara imajinasi. Merefleksikan proses kemarin selama perkuliahan, khususnya prakitkum, saya banyak menemukan hal-hal yang menunjukkan bahwa saya memang tidak sepintar yang saya bayangkan. Pada posisi itu, saya m...

Raungan dalam hening

 . Hi, Arya kembali lagi. Bakal certia dikit tentnag keresahan sejauh ini. Aku sendiri merasa kurang percaya diri dan cukup insecure sejak kecil, bahkan mungkin sejak TK atau sebelum sekolah. Aku orangnya cukup pendiam dan pemalu sejak dulu. Di TK, aku ga begitu aktif dalam kegiatan, kurang interaktif juga dengan teman-teman lainnya. Di lingkungan rumah, aku juga cukup terbatas, banyak aturan dari wali yang mengasuh. Aku merasa memiliki kebebasan yang kurang dibanding yang lain, meskipun aku kadang cukup penakut untuk mencoba hal baru seperti teman yang lain. Aku dikenal dari dulu memang nggak keren, kurang update soal tren-tren yang sedang diikuti anak-anak seumuranku. Aku justru malah sering dimanfaatkan atau ditipu ketika ingin belajar atau ikut bermain mengikuti tren bersama teman.Sejak SD, aku juga memang jarang memiliki teman. Di TK pun hanya kenal beberapa dan tidak begitu akrab, paling hanya akrab ke 1 2 anak saja. Aku juga sudah tidak akrab lagi dengan keduanya, setidaknya...

Disconnected from the world

 ... Lagu yang cukup relate, beberapa liriknya aja sih dan maknanya yang cukup 'kena'. Lagunya keshi - LIMBO yang biasa dipake buat konten karena liriknya bagus dan nadanya mungkin banyak disuka cewe hahaha. Ada bagian lirik yang maknanya kurang lebih: Kita mungkin punya mimpi atau aspirasi, tapi malah jatuh ke dalam hal berulang untuk tidak melakukan apapun dalam mencapai itu. Kita selalu merasa bersalah atas diri kita karena tidak berupaya dan merasa upaya yang dilakukan hanya akan sia-sia karena tidak berdampak atau upaya yang kita lakukan tidak ada gunanya. Ya itu kurang lebih apa yang dialami sejauh ini. Gatau kenapa, beberapa waktu ini cukup membuat perasaan ketidakterhubungan diri ke lingkungan kuat. Beberapa info di perkuliahan banyak yang terlewat, sering ngehang kalo ngobrol sama teman, banyak ga nyambungnya. Di akademik, banyak materi yang seharusnya ingat jadi lupa, suka bengong dan sulit fokus ketika kelas. Banyak yang lain punya peran di kampus, punya kerjaan yang...