Langsung ke konten utama

Kekuatan Makna

 .

Tanggal 14 ternyata tidak cerah sesuai dugaan. Ya memang bukan ahli klimatologi, jelas bahwa dugaan itu hanya angan-angan saja. Beberapa hari ini memang mendung, kuda mencari rumput untuk menahan lapar juga tidak maksimal. Kuda harus istirahat untuk besok hari.

Setelah aku nonton beberapa video menarik, kaitannya dengan manusia yang menilai suatu realita yang sebenarnya hanya menilai berdasar perspektif atas realita itu sendiri dan secara ironis mengubah persepsinya sendiri. Ditambah, pembahasan sebuah buku mengenai pencarian makna dalam hidup manusia. Aku jadi memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan tulisan di sini, sekaligus untuk melatih skill menulis.

Sepertinya tidak ada manusia yang benar-benar paham mengenai realita. Manusia hanya punya kemampuan melihat realita berdasarkan apa yang diketahui sebelumnya, tanpa hal itu, manusia hanya bisa menilai dari apa yang dia pikirkan. Yang dipikirkan adalah perspektif atas yang dilihat manusia dan hasil proses pemikiran yang melahirkan kemampuan itu juga tidak lain adalah perspektif yang baru. Meskipun manusia melahirkan banyak ilmu, kemudian memberi dasar untuk mengkaji pengetahuan berbasis sains, tetap saja itu bukan realita yang sebenarnya. Teori-teori sains yang berkembang saat ini bisa dibantah kapanpun, selagi ada bukti yang dapat mematahkan teori yang saat ini ada. Berlaku begitu seterusnya, sampai kapan juga aku tidak tau. Jadi, jangan pernah merasa sudah tau, atau sudah finish dalam memperdalam pengetahuan. Sepandai apapun manusia, dia tetap tidak akan pernah banyak tau. Bisa jadi itu hanya karena orang lain terlambat tau, dan kebetulan kamu bisa tau lebih cepat.

Manusia sebenarnya dalam mencari pengetahuan sebenarnya mencari tujuan hidup sekaligus survive untuk melanjutkan hidup. Mencari makna adalah salah satu alasan kenapa manusia bisa hidup. Mengapa demikian? karena manusia punya hal yang luar biasa, yaitu imajinasi. Dengan imajinasi, manusia bisa memvisualisasikan hal-hal yang tidak ada pada realita. Manusia dapat bertahan meskipun realitanya sangat tidak memungkinkan manusia untuk hidup. Dengan menemukan makna, manusia dapat mendorong dirinya karena paham bahwa hidupnya itu memiliki value yang harus dipertahankan. Orang-orang berpikir bahwa menjadi manusia itu haruslah sukses, mapan, punya keluarga yang harmonis, pintar, berprestasi, dan hal-hal baik lainnya. Padahal, manusia bisa hidup meskipun hanya sekedar hadir di dunia ini, karena ada yang menginginkan dia tetap hadir. Tidak perlu membayangkan hal yang besar seperti orang saat ini kejar, hidup dengan satu makna yaitu hadir di dekat orang tersayang sudah cukup. Memang hidup perlu biaya, tapi hidup dengan banyak uang, kepandaian, capaian banyak tidak akan pernah menggantikan makna.

Pada akhirnya,

Manusia dengan rumah bumi dan beratap langit yang dipenuhi makna serta filosofi masih bisa hidup, Manusia tanpa makna tidak akan hidup.

*Hidup tidak harus dimaknai sebagai makhluk hidup yang masih bernyawa dan mampu bernapas.

A D S

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memelihara Imajinasi

 03-02-2024 Saya tahu bahwa orang-orang selalu berusaha untuk optimis, menghadapi segala masalah dengan percaya diri dan yakin selalu ada harapan meskipun kenyataan memberikan tanda bahwa tidak ada kemungkinan lain selain berhenti, menyerah, atau gagal. Kita selalu diberikan kata-kata bahwa kita bisa menangani semua hal, selalu dapat berkembang dan belajar agar menjadi pintar. Padahal, kita juga mengalami stuck, selalu mengalami kegagalan, bahkan tak jarang kita juga selalu sakit. Rasa yakin itu kemudian tetap ada sekalipun gagal ada di depan mata, sekalipun orang lain tidak percaya dan memang kenyataannya tidak seperti itu, orang pasti akan menunjukkan bahwa kitalah yang salah. Sedikit kata penganatr yang ngelantur sebelum membahas inti dari tulisan ini, yaitu tentang memelihara imajinasi. Merefleksikan proses kemarin selama perkuliahan, khususnya prakitkum, saya banyak menemukan hal-hal yang menunjukkan bahwa saya memang tidak sepintar yang saya bayangkan. Pada posisi itu, saya m...

Raungan dalam hening

 . Hi, Arya kembali lagi. Bakal certia dikit tentnag keresahan sejauh ini. Aku sendiri merasa kurang percaya diri dan cukup insecure sejak kecil, bahkan mungkin sejak TK atau sebelum sekolah. Aku orangnya cukup pendiam dan pemalu sejak dulu. Di TK, aku ga begitu aktif dalam kegiatan, kurang interaktif juga dengan teman-teman lainnya. Di lingkungan rumah, aku juga cukup terbatas, banyak aturan dari wali yang mengasuh. Aku merasa memiliki kebebasan yang kurang dibanding yang lain, meskipun aku kadang cukup penakut untuk mencoba hal baru seperti teman yang lain. Aku dikenal dari dulu memang nggak keren, kurang update soal tren-tren yang sedang diikuti anak-anak seumuranku. Aku justru malah sering dimanfaatkan atau ditipu ketika ingin belajar atau ikut bermain mengikuti tren bersama teman.Sejak SD, aku juga memang jarang memiliki teman. Di TK pun hanya kenal beberapa dan tidak begitu akrab, paling hanya akrab ke 1 2 anak saja. Aku juga sudah tidak akrab lagi dengan keduanya, setidaknya...

Disconnected from the world

 ... Lagu yang cukup relate, beberapa liriknya aja sih dan maknanya yang cukup 'kena'. Lagunya keshi - LIMBO yang biasa dipake buat konten karena liriknya bagus dan nadanya mungkin banyak disuka cewe hahaha. Ada bagian lirik yang maknanya kurang lebih: Kita mungkin punya mimpi atau aspirasi, tapi malah jatuh ke dalam hal berulang untuk tidak melakukan apapun dalam mencapai itu. Kita selalu merasa bersalah atas diri kita karena tidak berupaya dan merasa upaya yang dilakukan hanya akan sia-sia karena tidak berdampak atau upaya yang kita lakukan tidak ada gunanya. Ya itu kurang lebih apa yang dialami sejauh ini. Gatau kenapa, beberapa waktu ini cukup membuat perasaan ketidakterhubungan diri ke lingkungan kuat. Beberapa info di perkuliahan banyak yang terlewat, sering ngehang kalo ngobrol sama teman, banyak ga nyambungnya. Di akademik, banyak materi yang seharusnya ingat jadi lupa, suka bengong dan sulit fokus ketika kelas. Banyak yang lain punya peran di kampus, punya kerjaan yang...